Friday, May 31, 2013

AMATEUR PHOTOSHOP

Posted by deemd 7:24 PM, under | No comments

Tugas Photoshop KKPI AAK Nasional Surakarta






untuk mendownload file di atas klik di sini

Wednesday, May 22, 2013

BROSUR SEMINAR ANALIS KESEHATAN

Posted by deemd 8:22 AM, under | No comments


BROSUR


Untuk mendownload brosur tersebut silahkan klik di sini

Wednesday, April 3, 2013

ACIDIMETRY

Posted by deemd 8:19 PM, under | No comments


ACIDIMETRY
           
Acidimetry is the determination of acidic substances by titration. The term alkalimetry refers to the analogous basic process. Both processes are neutralization reactions, and they constitute an important part of volumetric analysis. In volumetric analysis, a solution of the substance being determined is treated with a solution of suitable reagent of exactly known concentration (standard). The standard reagent solution is added until it is equivalent to the amount of substance being determined. For the acid base reaction this equivalence is obtained when number of moles of H+ are equal to the number of moles of OH-, since
H+   +   OH- --------- > H2O
            In a typical experiment, the buret is filled with the standard solution. An indicator is added to the unknown solution in the flask. The indicator will cause a visual change in the color of the solution to signal that the end point has been reached. This process is known as a titration.

            Many acid base indicators are available. They all have different pHs at which their color will change. For some acid base titrations like the ones to be performed in this experiment, phenolphthalein can be used. Phenolphthalein exhibits a pink color in basic solutions and is colorless in acidic solutions. In this experiment you will be adding base from the buret until a fraction of the drop of the base changes color from colorless to pale pink.

Steps in performing the lab

1)      Standardization of NaOH solution using Potassium Acid Phthalate (KHP)
2)      Using standardized NaOH from the first step to determine the molarity of an unknown acid

Materials:
2-     50 mL buret
1-     50 mL Erlenmeyer flask
1-     Buret card
1- Beaker (100 ml)
Phenolphthalein indicator solution
NaOH solution
Potassium acid phthalate
Unknown acid

SAFETY AND WASTE DISPOSAL


Goggles and Aprons must be worn at all times
Inform instructor immediately if any chemical gets in the eye
Waste can go down the drain

Step: 1

Procedure: Obtain 50 mL of NaOH solution from the instructor. Clean the buret thoroughly first with DI water and then with the NaOH solution. Fill the buret with NaOH solution and note down the initial reading of the buret. Obtain a clean dry 250 mL Erlenmeyer flask and weigh out about 0.1 g of KHP into it (use a weighing paper). Add about 50 ml of DI water to the flask and shake till the KHP completely dissolves. Add two drops of phenolphthalein indicator and titrate against NaOH solution. Note the volume of NaOH needed to obtain the end point.

Data Table                                          Run 1                         Run 2

Initial Reading of buret


Final reading of buret


Volume of NaOH used


Mass of KHP



Data Processing


1)      Calculate the moles of KHP used in each run. Molar mass of KHP is
2)      Using moles of acid equals moles of base, calculate the molarity of NaOH solution
3)      Take the average molarity of both runs.

Step 2

Determination of molarity of unknown acid


Obtain a beaker containing unknown acid from your instructor and note the number down in your lab notebook. Fill the acid buret with unknown acid and transfer 5.00 ml of unknown acid to an erlenmeyer flask. Add two drops of indicator solution and set aside. Titrate with NaOH solution and note down the volume of NaOH used to reach the end point. Repeat.

Data Table                                          Run 1                         Run 2

Initial Reading of buret


Final reading of buret


Volume of NaOH used


Volume of unknown acid



Data Processing


4)      Calculate the moles of NaOH used in each run. Molar mass of NaOH is 40.0 g/mol
5)      Using moles of base equals moles of acid and the volume of unknown acid, calculate the molarity of unknown acid
Take the molarity of both runs.


taken from
http://web.fuhsd.org/kavita_gupta/website%20chemH/acidimetry.htm

9 Cara untuk mengembangkan kecerdasan emosi(EQ) anak.

Posted by deemd 7:41 PM, under | No comments




Emotional Intelligence, atau EQ, merupakan indikator nonintelektual, yang berupa sifat psikologis individu. Jika seorang anak menunjukkan sifat suka menyendiri, perilaku yang abnormal, sulit bekerja sama, memiliki perasaan rendah diri, sangat rapuh dan tidak mampu menghadapi rintangan, sering menunjukkan ketidaksabaran, egois atau kurang memiliki kestabilan emosi, semuanya mungkin saja mengindikasikan EQ yang rendah. EQ sangat penting untuk keberhasilan hidup seseorang. Oleh karena itu, bagaimana membina dan meningkatkan EQ seorang anak menjadi masalah yang sangat penting. Hal-hal berikut ini memberikan panduan tentang cara membina EQ seorang anak.


1. Mendidik anak-anak untuk bertahan dalam situasi sulit

Ada cerita nyata tentang sekelompok anak yang pergi ke gunung untuk piknik. Mereka tersesat dalam perjalanan pulang dan harus menghadapi malam dalam keadaan lapar, lelah dan penuh ketakutan. Mereka merasa tidak punya harapan dan malam itu dilalui dengan penuh air mata. Salah satu anak berkata sambil menangis: Tidak ada yang akan menemukan kita dan kita semua akan mati di sini. Namun, Evelyn yang berumur 11 tahun berdiri dan berkata dengan tegas: "Tidak! Saya tidak akan mati! Ayah saya mengatakan bahwa selama kita berjalan mengikuti aliran, aliran akan membawa kita ke sebuah sungai, yang pada akhirnya membawa kita ke sebuah kota kecil. Saya berencana untuk berjalan di sepanjang sungai, kalian boleh mengikuti saya jika mau. Dipimpin oleh Evelyn, mereka berhasil keluar dari hutan. Kepercayaan diri, keberanian dan tekad yang dimiliki oleh Evelyn bukanlah sifat bawaan, tetapi adalah hasil asuhan, pendidikan dan pengaruh keluarga.
2. Menanamkan ketahanan dan pengendalian diri

Bagaimana cara melatih anak agar mampu mengendalikan diri? Misalnya, ketika anak menghabiskan  uang saku mingguan lebih cepat dari yang seharusnya, orang tua dapat berkata: “Jika kamu berhasil menyimpan setengah jatah uangmu minggu ini, akan Ayah gandakan jumlah uang sakumu minggu depan.Jika kamu terbiasa menyimpan uang, walaupun itu hanya dalam jumlah kecil, kamu akan mampu membeli barang yang lebih besar.“

Hal yang sama juga berlaku bagi anak-anak saat menghadapi tantangan, seperti misalnya gagal ujian atau mendapat nilai tes yang buruk. Orangtua perlu mendorong anak-anak mereka untuk berusaha lebih keras dan tidak menyerah. Dengan kata lain, orang tua perlu mengajarkan mereka agar tahan dalam menghadapi rintangan.
3. Menghadapi dunia luar

Karena terlalu khawatir, banyak orangtua melarang anaknya pergi ke luar sendirian. Karena hal ini, anak-anak jadi kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi dan bertemu orang baru. Ketika anak kecil melihat seseorang yang tidak ia kenal, ia mungkin akan menangis atau memilih menyendiri. Setelah tumbuh dewasa, mereka menjadi sensitif dan kurang berani untuk berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain. Kurang percaya diri menyebabkan mereka tidak punya banyak teman. Ketika dewasa, mereka akan sulit mencapai potensi penuh yang dimiliki serta menghadapi kesulitan berurusan dengan masyarakat. Oleh karena itu, orang tua harus membantu anak-anak mereka untuk memahami dunia luar. Orang tua juga harus memberikan kesempatan berinteraksi lebih banyak untuk anak-anak yang penakut. Seorang anak yang mampu menghadapi masyarakat tanpa rasa takut juga akan lebih percaya diri saat berhadapan dengan guru dan rekan-rekannya di sekolah.
4. Menumbuhkan rasa ingin tahu, kreativitas dan imajinasi

Anak-anak secara bawaan dilahirkan dengan rasa ingin tahu, sehingga, secara alami anak kecil akan tertarik menyentuh sesuatu, merasakan hal-hal dan bahkan membongkar barang-barang yang ia temui. Kadang-kadang, mereka bisa saja membuat berantakan seisi rumah. Ini adalah ekspresi dari kehausan mereka akan pengetahuan dan cara yang penting bagi mereka untuk memperoleh keterampilan baru. Dengan cara ini, mereka juga berusaha untuk memahami bagaimana sesuatu bekerja. Orang tua harus dengan sabar memenuhi rasa ingin tahu anak. Ini dapat diwujudkan dengan menunjukkan bagaimana melakukan sesuatu serta menggunakan barang-barang yang mereka minati.
5. Beri anak-anak kesempatan untuk melatih cara pikir mereka

Seorang anak laki-laki tidak bisa menaiki anak tangga karena dia terlalu kecil. Dia meminta ibunya untuk mengangkatnya. Ibunya berkata: “Kamu bisa melakukannya, coba gunakan akal dan pikirkan sejenak bagaimana melakukannya.” Kemudian, anak itu punya. ide: “ Jika saya pindahkan boks mainan saya di sini, saya dapat menggunakannya untuk pijakan”. Anak itu berpikir dan berusaha memecahkan masalah berkat nasihat ibunya. Hal ini memotivasi anak untuk menciptakan solusi. Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak pendekatan masalah yang bisa dilakukan selama kita mencurahkan waktu sejenak untuk memikirkannya.
6. Menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk bangkit dari kegagalan

Seorang gadis yang adalah pesenam berbakat berumur 12 tahun berbicara dengan pelatih senam kelas atas. Alih-alih meminta dia menunjukkan keterampilan senamnya, pelatih memberikan empat anak panah kecil kepadanya. Pelatih kemudian meminta dia melemparkan anak panah pada target di seberang kantornya. Gadis kecil dengan takut bertanya: ”Bagaimana jika saya meleset?” Pelatih memberitahu dia: “Anda harus berpikir tentang sukses, bukan sebaliknya.” Gadis itu melemparkan anak panah satu demi satu dan akhirnya berhasil mengenai pusat sasaran. Ajarkan pada mereka untuk pertama-tama berpikir akan kesuksesan, dan bukan kegagalan.Rasa percaya diri dan sikap positif akan membimbing mereka menuju jalan keberhasilan. Orang-orang sukses pertama-tama percaya bahwa mereka dapat berhasil.
7. Menangani masalah harga diri anak

Tidak dapat dipungkiri bahwa anak akan membuat kesalahan. Jangan selalu berteriak pada mereka, seperti misalnya: “Mengapa kamu tidak pernah mendengarkan!” atau “Jangan sentuh ini! Jangan sentuh itu!” Perkataan-perkataan tersebut melemahkan rasa percaya diri dan harga diri anak.

Jika mereka melakukan perbuatan nakal atau merepotkan sekali-sekali, itu bukanlah masalah yang besar. Selalu berteriak dan bereaksi dengan keras terhadap setiap hal yang anak perbuat bisa jadi lebih berbahaya dan merusak dibanding kerusakan fisik yang anda tanggung pada barang-barang anda.
8. Lebih banyak dorongan dan dukungan

Tumbuh berkembang tidak akan pernah mulus sepanjang jalan. Akan ada tawa, air mata, frustrasi, serta kegagalan. Ketika beberapa aspirasi tidak tercapai, anak-anak membutuhkan lebih banyak dorongan dan bantuan dari Anda. Jangan ikut menurunkan semangat mereka. Jaga agar mereka senantiasa merasa terdukung. Mimpi adalah bahan bakar yang memotivasi kesuksesan.
9. Tanamkan rasa hormat pada orang lain, kerjasama dan semangat kerja tim

Masyarakat adalah kelompok kolektif dan semuanya berlangsung melalui hubungan antarindividu. Itulah sebabnya kita perlu belajar untuk berkomunikasi dengan semua orang dan saling melengkapi keunggulan satu sama lain. Orang tua harus mengajarkan anak-anak mereka apa itu kerjasama yang baik. Dengan mengajarkan mereka untuk menghormati orang lain dan bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki pendapat berbeda, mereka dapat memiliki hubungan interpersonal yang lebih harmonis.

Keadaan emosional terbaik untuk anak-anak adalah kondisi yang penuh dengan kebahagiaan dan antusiasme. Ini adalah suatu keadaan di mana mereka memiliki hubungan interpersonal yang harmonis. Pada keadaan ini, mereka mengembangkan semua potensi mereka, menempatkan semua keterampilan dan bakat untuk digunakan secara penuh.