Cara penentuan Gula Reduksi Munson-Walker | Uji
Karbohidrat
Cara
penentuan Gula Reduksi cara Munson-Walker. Penentuan gula reduksi cara
Munson-Walker dipakai untuk penentuan glukosa, fruktosa, gula invert, laktosa
monohidrat dalam bahan yang baik bahan pangan yang tidak mengandung sakarosa
ataupun bahan pangan yang mengandung sakarosa.
Penentuan
gula reduksi Munson-Walker adalah penentuan gula reduksi yang didasarkan atas
banyaknya endapan Cu2O yang terbentuk. Jumlah Cu2O
ditentukan dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu:
- Secara gravimetris, yaitu dengan menimbang langsung endapan Cu2O yang terbentuk
- Secara volumetris, yaitu dengan titrasi menggunakan larutan Na-thiosulfat atau K-permanganat
Setelah
jumlah Cu2O ditentukan lalu gunakan tabel Hammond untuk
mengetahui jumlah gula reduksi yang terkandung dalam bahan tersebut.
Dalam penentuan Gula Reduksi cara Munson-Wakler ada tiga langkah yang harus
dilakukan. Langkah-langkah dalam menentukan gula reduksi cara Munson-Walker
adalah sebagai berikut:
A. Penyiapan larutan sample/contoh dan
pembentukan endapan Cu2O
B. Penentuan Cu2O secara gravimetris
C. Penentuan Cu2O secara volumetris dengan larutan Natrium-thiosulfat
B. Penentuan Cu2O secara gravimetris
C. Penentuan Cu2O secara volumetris dengan larutan Natrium-thiosulfat
src:
Prosedur analisa untuk bahan makanan & pertanian ed III – Text Book
Anda sedang membaca artikel Cara
penentuan Gula Reduksi Munson-Walker | Uji Karbohidrat jika ingin menautkan artikel Cara
penentuan Gula Reduksi Munson-Walker | Uji Karbohidrat permalinknya adalah http://kamusq.blogspot.com/2012/09/cara-penentuan-gula-reduksi-munson.html
Terima Kasih sudah membaca Cara
penentuan Gula Reduksi Munson-Walker | Uji Karbohidrat Semoga artikel Cara penentuan Gula Reduksi
Munson-Walker | Uji Karbohidrat ini bermanfaat untuk Anda semua.
Amin
Analisa Gula Reduksi (Sudarmadji dkk, 2007)
Reagensia
a.
Reagensia Nelson:
Reagensia Nelson A: larutkan 12,5 g
Natrium karbonat anhidrat, 12,5 g garam Rochelle, 10 g Natrium bikarbonat dan
100 g Natrium sulfat anhidrat dalam 350 ml air suling. Encerkan sampai 500 ml.
Reagensia Nelson B: larutkan 7,5 g
CuSO4.5H2O dalam 50 ml air suling dan tambahkan 1 tetes
asam sulfat pekat.
Reagensia Nelson dibuat dengan cara
mencampur 25 bagian reagensia Nelson A dan 1 bagian reagensia Nelson B.
Pencampuran dikerjakan pada setiap hari akan digunakan.
b.
Reagensia Arsenomolybdat
Larutkan 25 g Ammonium molybdat dalam
450 ml air suling dan tambah 25 ml asam sulfat pekat. Larutkan pada tempat yang
lain 3 g Na2HAsO4.7H2O dalam 25 ml air suling,
kemudian tuanglah larutan ini ke dalam larutan yang pertama. Simpan dalam botol
wwarna coklat dan diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam.
Reagensia ini baru bisa digunakan setelah masa inkubasi tersebut, reagensia ini
berwarna kuning.
c.
Pb-asetat
Buat larutan Pb-asetat jenuh dan
netralkan dengan NaOH. Untuk menghilangkan kelebihan Pb yang digunakan dalam
penjernihan, tambahkan ke dalam filtrat K atau Na-oksalat anhidrat secukupnya.
d.
Aluminium hidroksida
Larutan tawas dalam air (1:20),
masukkan ke dalam ammonia 10% (1 bagian tawas: 1,1 bagian ammonia 10%). Endapan
yang diperoleh dibiarkan mengendap, cairan yang terdapat diatasnya dituang.
Endapan ditambah air, diaduk, dibiarkan, kemudian cairan dituang lagi.
Pekerjaan ini diulang kembali sampai cairannya tidak bereaksi basis. Endapannya
disimpan sebagai pasta.
Pembuatan Kurva Standar
a.
Buat larutan glukosa standar (10 mg glucose anhidrat/100 ml).
b.
Dari larutan glukosa standar tersebut dilakukan 6 pengenceran sehingga
diperoleh larutan glukosa dengan konsentrasi : 2, 4, 6, 8 dan 10 mg/100 ml.
c.
Siapkan 7 tabung reaksi yang bersih, masing-masing diisi dengan 1 ml larutan
glukosa standar tersebut diatas. Satu tabung diisi 1 ml air suling sebagai
blanko.
d.
Tambahkan ke dalam masing-masing tabung diatas 1 ml reagensia Nelson (reagensia
a), dan panaskan semua tabung pada penangas air mendidih selama 20 menit.
e.
Ambil semua tabung dan segera dinginkan bersama-sama dalam gelas piala yang
berisi air dingin sehingga suhu tabung mencapai 25oC.
f.
Setelah dingin tambahkan reagensia Arsenomolybdat (reagensia b), gojog sampai
semua endapan Cu2O yang ada larut kembali.
g.
Setelah semua endapan Cu2O larut sempurna, tambahkan 7 ml air suling
gojoglah sampai homogeny.
h.
Teralah “optical density” (OD) masing-masing larutan tersebut pada
panjang gelombang 540 nm.
i.
Buatlah kurva standar yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi glukosa dan
OD.
Penentuan
Gula Reduksi pada Sampel:
a.
Siapkan larutan sampel yang mempunyai kadar gula reduksi sekitar 2–8 mg/100 ml.
Perlu diperhatikan bahwa larutan contoh ini harus jernih, karena itu bila
dijumpai larutan contoh yang keruh atau berwarna maka perlu dilakukan
penjernihan terlebih dahulu menggunakan Pb-asetat atau bubur aluminium
hidroksida (reagensia c dan d).
b.
Pipetlah 1 ml larutan contoh yang jernih tersebut ke dalam tabung reaksi yang
bersih.
c.
Tambahkan 1 ml reagensia Nelson, dan selanjutnya diperlakukan seperti pada
penyiapan kurva standar diatas.
d.
Jumlah gula reduksi dapat ditentukan berdasarkan OD larutan contoh dan kurva
standar larutan glukosa.
0 comments:
Post a Comment